Shinta's Stellar

Aku menatap garis langit pada suatu senja di kota yang aku diami
Kuamati gerak gerik matahari sambil menikmati pendaran cahaya yang dia hasilkan
Aku berpikir, mungkin benar bumi sudah semakin tua
Tapi tidak akan pernah terlalu tua untuk memperlihatkan keindahannya pada jiwaku

Aku melakukan begitu banyak perjalanan untuk sebuah pelarian
Terkadang aku berhenti tapi tak pernah berniat untuk menetap
Kemana langkahku selanjutnya pun aku tidak tahu
Aku serahkan pada tanah yang dijejak kakiku dan angin yang mendorongku untuk terus maju
Tanah yang kujejak sebagai bumi yang mengikatku erat agar tidak terjatuh
Angin yang mendorong sebagai langit yang menaungi ku dengan kesungguhan agar terus berjalan

Aku lelah sekali, mulai jenuh dengan hidupku sendiri
Untuk sebuah harga yang harus aku bayar untuk sebuah jiwa yang boleh aku sentuh namun tidak diperbolehkan untuk disentuh oleh hatiku.
Kini nafas mulai dihela agak lambat oleh jantungku
Kuharap setidaknya nyawaku tetap menetap dan roh ku tidak turut mencari perhentian yang baru
Aku hanya ingin pulang, untuk melihat pancaran jiwa dari bumi yang telah lama tidak ku jejak
Kembali menyatu denganmu tanpa semua hal yang harus aku pertanggungjawabkan dan semua harga yang dituntut untuk aku bayarkan
Perbolehkan aku sekali saja untuk mengerti dan perbolehkan aku sekali saja untuk memberi pengertian dari apa yang aku inginkan

Aku tidak menginginkan langit manapun untuk diarungi
Aku hanya menginginkan bumi yang diperbolehkan untuk aku jejak kembali tanpa pertanyaan untuk jiwaku
Perbolehkan aku pulang dan mendiami kedalaman hatimu, dan perbolehkan jiwaku menetap tanpa harus dibelenggu apa yang kau sebut azas
Dan biarkan aku tenang menikmati cahaya pijarmu

Madre yo amo tu...